7.13.2016

Fakta Baru: Akal Homo Sapiens Kurang Sempurna!

Hai kamu!
Kamu yang sedang membaca ini.
Kamu Homo sapiens kan?
Pasti lah! Nggak mungkin tikus got main smartphone ama main laptop :(

Ok tadi cuma intermezzo aja sebenarnya. Biar nggak tegang-tegang amat gitu baca judulnya. Bikin tersinggung kan judulnya? :)

Homo sapiens, akalnya paling sempurna, katanya. Nyatanya, kebanyakan dari species ini malah membuat Planet Bumi semakin menjadi tidak sempurna.

Faktanya, di Planet Bumi seluas 510 juta kilometer persegi ini hidup 8,7 juta species. Apakah jumlah itu sudah perhitungan final? Sayang sekali jawabannya, belum. Perhitungan itu baru mencakup 86% species darat dan 91% species laut. Itu data yang diperoleh pada tahun 2011.

Bagaimana di tahun 2016 ini?

Belum ada data validnya, namun data terakhir di tahun 2014 menunjukkan bahwa species di muka Bumi tinggal 7,7 juta yang tersisa.

Loh?

Lucu ya dalam kurun waktu tiga tahun ada satu juta species yang punah di seluruh permukaan Bumi.

Masih nggak percaya? Oke ini gue lemparin data lain yang lebih valid didapatkan dari beberapa buku:

Menurut Bjorn, Lomborg (2001) kita kehilangan 40.000 species per tahun, dimana itu berarti kita kehilangan 109 species per harinya.

Itu berarti sudah ada 5-10 species mati sebelum kalian selesai membaca blog gue dari posting ini sampai posting yang paling awal di tahun 2009. Tanpa skip skip loh ya!


Sekarang coba kita ulas, kenapa sih bisa semudah itu species punah di muka Bumi?

Jawabannya cuma satu, yaitu seleksi alam.


Secara singkat, seleksi alam adalah kemampuan individu untuk bereproduksi dan bertahan hidup. Tentunya, kemampuan tersebut berbeda-beda pada tiap individu. Contoh kecil, kucing sekali brojol anaknya bisa sampai tujuh tapi manusia sekali brojol cuma satu paling banter dua. Ya untung untung kalo ada mukjizat sekali brojol langsung lahir empat biar ngga brojol brojol lagi.

Beruntung bagi Homo sapiens, karena peluang keberhasilan mereka menghadapi seleksi alam ini sangat tinggi. Dengan akal yang katanya sempurna dan ratusan miliar neuron (sel saraf) yang tersebar di seluruh tubuh akan memungkinkan mereka bertahan. Cuaca dingin, mereka mengambil jaket dan lama-kelamaan tubuh akan beradaptasi. Cuaca panas, mereka cenderung berpindah ke lokasi yang lebih sejuk. Perubahan iklim juga bukan masalah besar bagi mereka, malah mereka penyebabnya.

Lalu bagaimana dengan species lain yang akalnya belum cukup sempurna?

Mereka hanya bisa beradaptasi semaksimal mungkin dan jika nanti gagal, mereka akan terdaftar sebagai hewan langka hingga akhirnya dinyatakan punah.

Kemudian Homo sapiens akan kembali beraksi di antara fase langka dan punah yang dialami species tersebut. Biasanya, species yang dinyatakan langka justru menjadi species buronan nomor satu oleh Homo sapiens. Entah itu untuk diambil bagian tubuhnya saja, entah itu untuk dimakan, atau untuk koleksi hewan peliharaan.

Mungkin jika species-species langka yang tersisa memiliki akal sesempurna kita, manusia, mereka akan memilih untuk tidak terdaftar sebagai hewan langka di dunia daripada nasib species mereka dinyatakan tiada pada akhirnya.

Ada beberapa contoh, khususnya di Indonesia.


Nycticebus sp.


Bahasa Indonesianya, kukang. Dulu mereka terbagi lagi menjadi delapan species, tapi sekarang tinggal enam species. Mereka diburu untuk dijual baik ke dalam negeri maupun ke luar negeri. Jika kukang ini akan menjadi hewan peliharaan, mereka terlebih dahulu dipotong giginya menggunakan tang agar tidak menggigit majikannya. Kemudian mereka akan dijual. Banyak berita meliput penyelundupan kukang ke luar negeri. Ada juga yang percaya bahwa tulang dari kukang ini bisa meningkatkan keharmonisan rumah tangga.

Hebat. Luar biasa. Awesome. Amazing. Tulang kukang bisa bikin suami istri rukun. Hebat. Salut deh sama yang percaya gini-ginian. Ngga sekalian nyari fosil dinosaurus di gurun pasir biar lebih rukun lagi ama pasangannya?


Elephanus maximus


Bahasa Indonesianya, gajah sumatera. Cukup ketik "gajah sumatera" di gambar google dan niscaya akan banyak foto-foto pengnambilan gading dari gajah sumatera yang entah untuk apa. Seperti yang sudah ditulis di atas, gajah sumatera ini merupakan hewan berstatus jomblo langka dan kita sebagai Homo sapiens bukannya melindungi gajah sumatera ini, malah semakin memburu gadingnya. Semakin sedikit jumlahnya di muka Bumi, maka akan semakin mahal gadingnya dan semakin dicarilah dia oleh para pemburu tak berhati nurani di luar sana.


Pongo sp.


Bahasa Indonesianya, orang utan. Bahasa Jawanya, wong alas :( duh maaf bgt untuk species satu ini fotonya banyak banget. Gue ngga kuat mereka lucu bgttt. Dari dulu gue pengen banget main ke penangkaran orang utan trs main sm mereka dan foto bareng mereka sebelum mereka punah :( duh maaf bgt jadi oot gue baper kalo udah sama orang utan :( jadi gini. Mereka kekerabatannya cukup dekat sama manusia. Homo sp. dan Pongo sp. masih satu famili, yaitu hominidae (inget-inget ya ini keluar loh di SBMPTN 2014. Jawabannya famili. Inget, famili!) Tingkat yang lebih rendah dari famili pada taksonomi adalah genus dan species. Lucunya, Homo sp. ini malah memperlakukan mereka seolah-olah si Pongo sp. ini memiliki rencana jahat memusnahkan umat manusia lalu menguasai dunia. Cukup googling tentang berita-berita penyiksaan dan pemburuan orang utan dan kita, species dengan akal paling sempurna, katanya, bisa membaca beberapa jenis perlakuan kasar kepada orang utan yang sudah dilakukan oleh manusia. Mulai dari memburu mereka untuk dikonsumsi, membakar mereka, menjadikan mereka hewan peliharaan, hingga yang paling parah yaitu mencabuti rambut-rambut orang utan betina lalu menjadikannya PSK.

Itu beneran, ada beritanya. Cuma ya gue heran kok masih ada aja si yang mau bayar buat mesum ama orang utan? Emang cabe-cabe di muka Bumi masih kurang? :( naha siah kudu ama orang utan astaghfirullahaladzim lailahailallah. Udah lah kalo ngebet ama ayam tetangga aja gitu :(

Ada juga berita bahwa perusahaan tertentu membayar warga sekitar untuk memburu orang utan. Mereka harus menyetor kepala buntung orang utan tersebut untuk mendapatkan upah sebesar Rp, 1.000.000,00 per kepala.

Ya emang gede sih upahnya, tapi please, apakah iya setega itu duhai manusia yang akalnya paling sempurna? :(

Pernah juga gue baca berita tentang balita orang utan yang trauma karena Ibunya dikejar warga lalu saat lari, Ibunya kesetrum hingga mati dan anaknya selamat. Sekarang kita ulas secara singkat. Kenapa orang utan bisa dikejar warga? Karena mereka kehilangan habitat alaminya. Mereka cuma mau nyari rumah baru untuk bisa tinggal dan merasa aman. Udah, itu aja. Sama halnya jika kita baca berita tentang gajah yang dateng ke pemukiman penduduk.

Itu baru tiga contoh, belum seberapa sama 109 species yang sudah punah hari ini.

Sekarang coba kita putar posisi dan kita sama-sama membayangkan bahwa diri kita orang utan tersebut. Ya cukup dibayangkan bahwa setiap harinya kita merasa terancam karena species kita menjadi species buronan nomor satu. Nggak jarang, tiba-tiba ada species lain yang memburu kita. Kirain sih mau ngajak kita main sama bercandaan, tapi ternyata mereka bawa senjata. Oh mungkin pistol air, tapi kok yang keluar peluru beneran :( kita takut. Kita harus lari lebih kencang daripada kecepatan mobil ferrari untuk bisa kabur dan selamat. Kemudian jika sudah pergi jauh kita masih harus mencari tempat tinggal baru. Belum lagi jika saat pelarian kita melihat anggota keluarga kita berhasil tertangkap. Oh, no.

Jadi, yuk. Kita sempurnakan akal kita sebagai manusia dengan menyeimbangkan akal logika dan hati nurani kita. Percuma kita menjajaki muka Bumi ini sebagai makhluk yang akalnya paling sempurna tapi malah membawa Bumi ini kepada ketidaksempurnaan.

Ingat, rantai makanan itu ada. Satu species punah maka akan merusak satu rantai makanan dan secara tidak langsung merusak species lain dalam rantai makanan tersebut.

Kita bisa kok hidup damai bersama species lainnya. Nggak perlu memburu mereka yang dinyatakan langka demi kepuasan hati semata. Mereka juga harus dinikmati keindahannya oleh anak cucu kita. Mereka juga ingin hidup bahagia, sama halnya seperti manusia.

Suatu species dinyatakan langka karena mereka harus dilindungi keberadaannya, bukan dipunahkan dari dunia.

Terakhir yang ingin gue sampaikan,
Seleksi alam memang nyata, tapi tidak adil rasanya jika manusia menggunakan akal logika mereka yang terbilang sempurna untuk menggagalkan atau memperberat species lain menjalani seleksi alam. Biarlah alam dengan caranya sendiri memilih mana yang pantas tinggal dan mana yang sudah harus pergi. Bukankah sudah cukup ketidakadilan yang species lain terima karena akal mereka tidak sesempurna akal kita untuk mempertahankan diri?

Percayalah, manusia tidak akan pernah punah karena species lain kecuali tiba-tiba ada 100.000 telor godzilla tersembunyi di muka Bumi dan akan menetas di tahun ini.

Yuk, saling mengasihi! Nggak cuma ke keluarga dan ke pacar aja, tapi juga ke makhluk hidup lainnya, termasuk kingdom Plantae (tumbuh-tumbuhan) :)

Kalo makhluk hidup lain aja bisa, kenapa kita nggak?