5.20.2014

Who is He? He is Spiderman


Kadang ada beberapa orang yang aneh. Kenapa gue bilang aneh? Ada beberapa orang yang menggantungkan hidupnya ke orang lain. Seolah-olah mereka bakal mati kalo gak ada orang itu, atau kalo gak ngikutin orang itu. Gue kadang ngerasa aneh aja. Kalo yang ada di pikiran gue, ini hidup ya hidup gue. Gue bisa kok lakuin apa yang gue mau selama gue tau itu hal yang baik. Untungnya juga gaada orang yang mengatur gue terlalu berlebih, termasuk orang tua gue. Wahahah. Bahkan kadang kalo gue tanya gimana mereka cuma jawab "Terserah..." Kadang kesel juga sama jawaban kayak gitu kalo lagi butuh saran. Tapi ternyata itulah jawaban terbaik.

Beberapa hari yang lalu gue habis debat sama seseorang. Gue lebih suka film Spiderman versi baru daripada versi lamanya. Andrew Garfield vs Tobby McGuire? Gak sekedar itu. Ada beberapa hal yang bagus di film baru itu yang gabisa gue dapet di film lamanya. Quotenya Uncle Ben yang lama emang ga keluar. Tapi sadarkah orang-orang bahwa quote itu bahkan dirincikan oleh Uncle Ben baru dengan voice mail ini?



"Peter, I know things have been difficult lately, and im sorry about that. I think I know what you’re feeling. Ever since you were a little boy you’ve been living with so many unresolved things. Well take it from an old man, those things send us down a road, they make us who we are,and if anyone is destined for greatness, it’s you son.You owe the world your gifts, you just have to figure out how to use them,and know that wherever they take you, we’ll always be there. So come on home Peter, you’re my hero, and I love you."
-Uncle Ben

Apa? Adakah perbedaan signifikan dengan kata-kata "With great power comes great Responsibility"?

Nggak. Malah gue lebih suka versi voice mail. Itu menjelaskan banyak hal. Kita udah diberi kehidupan, bahkan lebih dari itu. Otak yang bisa mikir, sepasang mata, hidung, mulut, telinga, tangan, badan, dan kaki yang bisa kita gunakan untuk melangkah. Sudah seharusnya orang yang sadar itu mulai berpikir kemana mau melangkahkan kaki ketika sampai di jalan yang bercabang. Ngikutin semua orang yang ke kiri dan ngajak dia ikut, atau tetap melangkahkan kaki ke kanan sesuai keinginannya? 

Gue pernah kok kayak gitu. Sering bahkan. Gue punya pengalaman dua kali kayak gitu dengan pilihan yang berbeda. Pertama-tama gue ikutin saran orang-orang. Gue kejar orang yang ngelewatin suatu cabang jalan. Tapi apa? Endingnya menyedihkan. Endingnya terlalu dramatis karena gue menginginkan jalan lain. Itu jalan yang orang-orang mau, bukan gue. Gue yang ngejalanin hidup gue dan cuma gue yang tau apa yang gue mau. Gue kembali lagi tapi jalan lagi-lagi bercabang. Akhirnya gue ikutin apa yang gue mau. Sampe sekarang gue masih di jalan itu kok. Kadang gue suka nyesel tapi nyesel itu gak berguna. Nyesel juga gak bisa buat kita balik kan? Setidaknya gue tau, seburuk apapun keadaannya, inilah jalan yang gue mau. Ini pilihan gue, bukan pilihan orang. Sudah aturannya dalam hidup bahwa di setiap pilihan pasti ada konsekuensinya.

Emang ada yang ngejamin kalo pilihan orang banyak itu bakal berakhir bahagia?
Nggak.
Emang ada yang ngejamin kalo pilihan diri sendiri itu bakal berakhir bahagia?
Nggak.

Tapi setidaknya ketika kita menjalani hidup dengan pilihan kita sendiri, kita gak akan terbebani apapun. Seberat apapun jalan yang kita lalui, bakal tetep ada setitik kebahagiaan yang bisa kita temukan dengan pilihan kita sendiri. Jangan terlalu berandai-andai kalo pilihan kita sendiri bakal indah endingnya. Gak ada satupun yang tahu. Tapi setidaknya, beban kita saat ngejalanin pilihan kita sendiri, seberat apapun itu, tidak akan seberat saat kita ngejalanin pilihan orang lain yang ringan seperti kapas. Nantinya kita akan menemukan alasan untuk bertahan di jalan yang kita pilih seberat apapun jalannya. Gak mungkin nggak, karena itulah pilihan kita :))

Pilihan gak ada yang salah. Toh bila pada akhirnya kita anggap pilihan kita salah, itu hanya karena jalan yang kita lalui berat. Kejarlah apa yang kita mau, bukan apa yang orang lain mau. Karena sesulit atau semudah apapun jalan itu, itulah jalan terbaik untuk menjalani hidup dan membuat hidup gak sia-sia. Mengejar apa yang kita inginkan.

Karena gue pribadi percaya. Apapun pilihan dan tujuan kita, Tuhan sudah menyiapkan jalan dan ending masing-masing. Kalaupun pada akhirnya kita gak bisa memilih pilihan kita sendiri, well berarti itulah yang terbaik yang bisa disiapkan Tuhan untuk kita.

Tapi jangan pernah berhenti untuk mencoba dan jangan pernah menyerah.

"I know that we all think we're immortal, we're supposed to feel that way, we're graduating. The future is and should be bright, but, like our brief four years in high school, what makes life valuable is that it doesn't last forever, what makes it precious is that it ends. I know that now more than ever. And I say it today of all days to remind us that time is luck. So don't waste it living somebody else's life, make yours count for something. Fight for what matters to you, no matter what. Because even if you fall short, what better way is there to live?"
-Gwen Stacy's graduation speech