7.31.2016

Te(e)manku yang Terlelap

Apakah kamu merasa senja di Jumat kemarin terasa lebih teduh dari biasanya? Aku tidak pernah menyukai cuaca di hari Jumat karena terik mentari yang begitu menyengat. Namun untuk pertama kalinya, aku melihat cahaya matahari yang lebih redup dari Jumat lainnya.

Aku tidak tahu mengapa matahari meredup hingga akhirnya di kala senja aku mendapat berita bahwa engkau telah tiada. Aku tenang saja karena aku tak percaya dan aku menganggap itu hanya bercanda untuk mengundang tawa.

Sampai akhirnya aku mengetahui bahwa berita itu fakta.


Aku tidak bisa berkata-kata. Kaget, panik, dan masih diselimuti rasa tak percaya. Kamu biasanya sehat-sehat saja, ceria, suka bercanda dan membuat orang lain tertawa. Setiap hari kamu berjalan kaki mengejar ilmu dengan penuh semangat. Mereka bilang kamu ambis, namun perkataan mereka tidak kamu gubris. Kamu malah menjadi sesosok manusia ceria yang suka berbagi ilmu bersama. Tak jarang kamu menjadi panutan dan inspirasi untuk kami semua. Sikapmu yang rajin tapi santai, tidak semua orang bisa memilikinya. Rasa ingin tahumu yang besar membuat kamu tahu setiap hal hingga bagian paling detilnya.



Rasanya baru kemarin, Em, kita latihan drama bersama sambil meng-stalk orang dengan laptopmu. Rasanya baru kemarin kita bicara tentang SBMPTN yang pernah aku ulang 1x dan kamu ulang 2x. Rasanya baru kemarin aku bercerita tentang kesulitanku pada pria. Rasanya baru kemarin aku membicarakan soal ujian denganmu. Rasanya baru kemarin aku menghubungimu untuk menanyakan materi yang tidak aku mengerti. Rasanya baru kemarin aku bercanda denganmu sebagai seorang teman dan berbagi pengalaman hidup bersama. Rasanya baru kemarin aku melihat wajah kagetmu ketika kita libur lama tak bertemu dan aku datang dengan segala perubahanku. Rasanya baru kemarin aku memanggilmu teriak dari jendela kamar di malam hari hingga membuatmu takut dan tak jadi pergi. Rasanya baru kemarin aku meledek dirimu ketika sudah menemukan wanita, cinta, dan bahagia bersama.

Rasanya baru kemarin...

Tenang saja, rasa optimis yang kamu miliki masih akan aku simpan untuk ku jadikan pelajaran. Banyak orang di luar sana menyerah saat sudah dua kali mencoba namun masih gagal juga. Tapi tidak dengan dirimu yang terus berusaha hingga kesempatan terakhir tanpa adanya rasa jemu.


Mungkin Tuhan sudah merindukanmu. Orang baik sepertimu pasti akan pulang dan tiba di rumah dengan selamat. Kamu pasti tertidur dengan tenang. Semua perbuatan terpuji yang telah kamu kumpulkan selama ini kepada kami dan manusia lainnya nanti akan menjadi jalan untuk melapangkan kuburmu dan melelapkan tidurmu.


Kepergianmu mengingatkan aku bahwa ternyata tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi satu detik dan jutaan detik ke depan. Lihat kan? Kamu masih bermanfaat bagi orang lain bahkan walaupun jasadmu telah tiada. Tenang saja, Tuhan telah menyiapkan tempat terbaik untuk manusia sepertimu di alam sana.


Mungkin sudah berkurang satu keluarga kami. Sepi dan sedih pasti rasanya nanti ruang kuliah tanpa kehadiranmu. Tapi aku tahu, kamu tidak pernah absen sekalipun. Kamu juga pasti masih akan menemani kami dari sana, menyaksikan perkuliahan, dan menjawab semua rasa ingin tahumu yang masih tersisa.


Terimakasih karena telah hidup sebagai inspirasi, Em. Terimakasih karena telah hidup untuk berbagi ilmu. Perjuanganmu selama ini telah terbayarkan. Mimpimu sudah menjadi kenyataan, bukan? Masuk ke fakultas impian dan menemukan cinta. Mungkin memang kebahagiaanmu diberikan Tuhan lebih lambat agar kamu bisa menikmatinya dan mensyukurinya hingga akhir hayat. Tertutup sudah usiamu, namun tidak dengan amalmu. Semua ilmu yang kau beri dengan ikhlas kelak akan menjadi penolongmu di akhirat nanti. Semua canda yang kau buat demi orang lain tertawa akan membahagiakanmu di atas sana.



Aku tahu, ragamu tak di sini lagi dan sudah menyatu dengan tanah. Ragamu nantinya akan lapuk juga ditelan Bumi. Begitupun raga kita semua. Namun, diriku tidak akan pernah lupa bahwa aku pernah mengenalmu sebagai seorang teman bercanda, guru belajar, dan sumber inspirasi untuk berjuang.


Doa dariku selalu terpanjat pada Tuhan untuk melepas kepergianmu. Tidurlah dengan tenang, di sana tetaplah kau riang. Cita-citamu untuk menjadi seorang virologis memang belum sempat terjadi, tapi percayalah, Em, selama aku mengenalmu, kamu lebih berharga dan berarti dari seorang virologis itu karena kamu sudah bisa membantu banyak orang dengan titel teman. Ilmu yang telah kau bagi luas pada manusia lainnya kelak akan terus membuka ladang amalmu di alam sana. 

Tetaplah tertawa bersama kami meskipun bulu kakimu sudah tidak bisa lagi kucabuti saat aku sedang usil. Tetaplah menjadi guru kami dari atas sana, dan tetaplah menjadi bagian dari kami.

Terimakasih sudah menjadi salah satu sosok terbaik yang pernah aku kenal.
Tidurlah yang nyenyak, untuk membayar semua kerja kerasmu selama di dunia.

Salam dari dunia fana,
Temanmu,
Cludya Citra.

7.24.2016

Mari Menunggu

Semakin jauh langkah yang kita tempuh maka kita akan semakin sadar bahwa dunia ini penuh tipuan. Ya, tipuan murahan yang terlalu licik tersembunyi untuk dapat diterka secara kasat mata.

Sewaktu dulu kita percaya dengan seribu janji manis yang dilontarkan dari mulut seseorang. Perlakuan lembutnya seolah menunjukkan bahwa dia lah satu-satunya manusia yang dapat membahagiakanmu selama kakimu berpijak di muka Bumi.

Kemudian, ia pergi. Meninggalkan segala janji. Semua manis laku yang pernah ditorehkan dalam hidupmu, kini hanya bisa kamu tangisi.

Lalu seiring waktu, semua manis janji yang datang lagi tidak kamu tanggapi. Kebal sudah telingamu dengan mulut manis orang lain yang terus melontarkan semua puji.

Waktu terlus berlalu dan tiba-tiba saja ribuan janji tak dapat mengetuk hatimu lagi. Bukan itu yang kamu butuhkan untuk terus bisa hidup di dunia ini. Lalu, apakah tidak mengucap janji berarti terus akan berada di sini?

Memikirkan berapa lama seseorang akan tinggal hanya akan membuat kepala pening. Percuma saja jika kamu hanya memikirkan hal itu tanpa berusaha untuk membuatnya nyaman untuk menetap. Apakah segala keraguan bisa dijawab hanya dengan berpikir keras? Tidak.

Ragu hanya bisa terjawab oleh waktu.

7.13.2016

Fakta Baru: Akal Homo Sapiens Kurang Sempurna!

Hai kamu!
Kamu yang sedang membaca ini.
Kamu Homo sapiens kan?
Pasti lah! Nggak mungkin tikus got main smartphone ama main laptop :(

Ok tadi cuma intermezzo aja sebenarnya. Biar nggak tegang-tegang amat gitu baca judulnya. Bikin tersinggung kan judulnya? :)

Homo sapiens, akalnya paling sempurna, katanya. Nyatanya, kebanyakan dari species ini malah membuat Planet Bumi semakin menjadi tidak sempurna.

Faktanya, di Planet Bumi seluas 510 juta kilometer persegi ini hidup 8,7 juta species. Apakah jumlah itu sudah perhitungan final? Sayang sekali jawabannya, belum. Perhitungan itu baru mencakup 86% species darat dan 91% species laut. Itu data yang diperoleh pada tahun 2011.

Bagaimana di tahun 2016 ini?

Belum ada data validnya, namun data terakhir di tahun 2014 menunjukkan bahwa species di muka Bumi tinggal 7,7 juta yang tersisa.

Loh?

Lucu ya dalam kurun waktu tiga tahun ada satu juta species yang punah di seluruh permukaan Bumi.

Masih nggak percaya? Oke ini gue lemparin data lain yang lebih valid didapatkan dari beberapa buku:

Menurut Bjorn, Lomborg (2001) kita kehilangan 40.000 species per tahun, dimana itu berarti kita kehilangan 109 species per harinya.

Itu berarti sudah ada 5-10 species mati sebelum kalian selesai membaca blog gue dari posting ini sampai posting yang paling awal di tahun 2009. Tanpa skip skip loh ya!


Sekarang coba kita ulas, kenapa sih bisa semudah itu species punah di muka Bumi?

Jawabannya cuma satu, yaitu seleksi alam.


Secara singkat, seleksi alam adalah kemampuan individu untuk bereproduksi dan bertahan hidup. Tentunya, kemampuan tersebut berbeda-beda pada tiap individu. Contoh kecil, kucing sekali brojol anaknya bisa sampai tujuh tapi manusia sekali brojol cuma satu paling banter dua. Ya untung untung kalo ada mukjizat sekali brojol langsung lahir empat biar ngga brojol brojol lagi.

Beruntung bagi Homo sapiens, karena peluang keberhasilan mereka menghadapi seleksi alam ini sangat tinggi. Dengan akal yang katanya sempurna dan ratusan miliar neuron (sel saraf) yang tersebar di seluruh tubuh akan memungkinkan mereka bertahan. Cuaca dingin, mereka mengambil jaket dan lama-kelamaan tubuh akan beradaptasi. Cuaca panas, mereka cenderung berpindah ke lokasi yang lebih sejuk. Perubahan iklim juga bukan masalah besar bagi mereka, malah mereka penyebabnya.

Lalu bagaimana dengan species lain yang akalnya belum cukup sempurna?

Mereka hanya bisa beradaptasi semaksimal mungkin dan jika nanti gagal, mereka akan terdaftar sebagai hewan langka hingga akhirnya dinyatakan punah.

Kemudian Homo sapiens akan kembali beraksi di antara fase langka dan punah yang dialami species tersebut. Biasanya, species yang dinyatakan langka justru menjadi species buronan nomor satu oleh Homo sapiens. Entah itu untuk diambil bagian tubuhnya saja, entah itu untuk dimakan, atau untuk koleksi hewan peliharaan.

Mungkin jika species-species langka yang tersisa memiliki akal sesempurna kita, manusia, mereka akan memilih untuk tidak terdaftar sebagai hewan langka di dunia daripada nasib species mereka dinyatakan tiada pada akhirnya.

Ada beberapa contoh, khususnya di Indonesia.


Nycticebus sp.


Bahasa Indonesianya, kukang. Dulu mereka terbagi lagi menjadi delapan species, tapi sekarang tinggal enam species. Mereka diburu untuk dijual baik ke dalam negeri maupun ke luar negeri. Jika kukang ini akan menjadi hewan peliharaan, mereka terlebih dahulu dipotong giginya menggunakan tang agar tidak menggigit majikannya. Kemudian mereka akan dijual. Banyak berita meliput penyelundupan kukang ke luar negeri. Ada juga yang percaya bahwa tulang dari kukang ini bisa meningkatkan keharmonisan rumah tangga.

Hebat. Luar biasa. Awesome. Amazing. Tulang kukang bisa bikin suami istri rukun. Hebat. Salut deh sama yang percaya gini-ginian. Ngga sekalian nyari fosil dinosaurus di gurun pasir biar lebih rukun lagi ama pasangannya?


Elephanus maximus


Bahasa Indonesianya, gajah sumatera. Cukup ketik "gajah sumatera" di gambar google dan niscaya akan banyak foto-foto pengnambilan gading dari gajah sumatera yang entah untuk apa. Seperti yang sudah ditulis di atas, gajah sumatera ini merupakan hewan berstatus jomblo langka dan kita sebagai Homo sapiens bukannya melindungi gajah sumatera ini, malah semakin memburu gadingnya. Semakin sedikit jumlahnya di muka Bumi, maka akan semakin mahal gadingnya dan semakin dicarilah dia oleh para pemburu tak berhati nurani di luar sana.


Pongo sp.


Bahasa Indonesianya, orang utan. Bahasa Jawanya, wong alas :( duh maaf bgt untuk species satu ini fotonya banyak banget. Gue ngga kuat mereka lucu bgttt. Dari dulu gue pengen banget main ke penangkaran orang utan trs main sm mereka dan foto bareng mereka sebelum mereka punah :( duh maaf bgt jadi oot gue baper kalo udah sama orang utan :( jadi gini. Mereka kekerabatannya cukup dekat sama manusia. Homo sp. dan Pongo sp. masih satu famili, yaitu hominidae (inget-inget ya ini keluar loh di SBMPTN 2014. Jawabannya famili. Inget, famili!) Tingkat yang lebih rendah dari famili pada taksonomi adalah genus dan species. Lucunya, Homo sp. ini malah memperlakukan mereka seolah-olah si Pongo sp. ini memiliki rencana jahat memusnahkan umat manusia lalu menguasai dunia. Cukup googling tentang berita-berita penyiksaan dan pemburuan orang utan dan kita, species dengan akal paling sempurna, katanya, bisa membaca beberapa jenis perlakuan kasar kepada orang utan yang sudah dilakukan oleh manusia. Mulai dari memburu mereka untuk dikonsumsi, membakar mereka, menjadikan mereka hewan peliharaan, hingga yang paling parah yaitu mencabuti rambut-rambut orang utan betina lalu menjadikannya PSK.

Itu beneran, ada beritanya. Cuma ya gue heran kok masih ada aja si yang mau bayar buat mesum ama orang utan? Emang cabe-cabe di muka Bumi masih kurang? :( naha siah kudu ama orang utan astaghfirullahaladzim lailahailallah. Udah lah kalo ngebet ama ayam tetangga aja gitu :(

Ada juga berita bahwa perusahaan tertentu membayar warga sekitar untuk memburu orang utan. Mereka harus menyetor kepala buntung orang utan tersebut untuk mendapatkan upah sebesar Rp, 1.000.000,00 per kepala.

Ya emang gede sih upahnya, tapi please, apakah iya setega itu duhai manusia yang akalnya paling sempurna? :(

Pernah juga gue baca berita tentang balita orang utan yang trauma karena Ibunya dikejar warga lalu saat lari, Ibunya kesetrum hingga mati dan anaknya selamat. Sekarang kita ulas secara singkat. Kenapa orang utan bisa dikejar warga? Karena mereka kehilangan habitat alaminya. Mereka cuma mau nyari rumah baru untuk bisa tinggal dan merasa aman. Udah, itu aja. Sama halnya jika kita baca berita tentang gajah yang dateng ke pemukiman penduduk.

Itu baru tiga contoh, belum seberapa sama 109 species yang sudah punah hari ini.

Sekarang coba kita putar posisi dan kita sama-sama membayangkan bahwa diri kita orang utan tersebut. Ya cukup dibayangkan bahwa setiap harinya kita merasa terancam karena species kita menjadi species buronan nomor satu. Nggak jarang, tiba-tiba ada species lain yang memburu kita. Kirain sih mau ngajak kita main sama bercandaan, tapi ternyata mereka bawa senjata. Oh mungkin pistol air, tapi kok yang keluar peluru beneran :( kita takut. Kita harus lari lebih kencang daripada kecepatan mobil ferrari untuk bisa kabur dan selamat. Kemudian jika sudah pergi jauh kita masih harus mencari tempat tinggal baru. Belum lagi jika saat pelarian kita melihat anggota keluarga kita berhasil tertangkap. Oh, no.

Jadi, yuk. Kita sempurnakan akal kita sebagai manusia dengan menyeimbangkan akal logika dan hati nurani kita. Percuma kita menjajaki muka Bumi ini sebagai makhluk yang akalnya paling sempurna tapi malah membawa Bumi ini kepada ketidaksempurnaan.

Ingat, rantai makanan itu ada. Satu species punah maka akan merusak satu rantai makanan dan secara tidak langsung merusak species lain dalam rantai makanan tersebut.

Kita bisa kok hidup damai bersama species lainnya. Nggak perlu memburu mereka yang dinyatakan langka demi kepuasan hati semata. Mereka juga harus dinikmati keindahannya oleh anak cucu kita. Mereka juga ingin hidup bahagia, sama halnya seperti manusia.

Suatu species dinyatakan langka karena mereka harus dilindungi keberadaannya, bukan dipunahkan dari dunia.

Terakhir yang ingin gue sampaikan,
Seleksi alam memang nyata, tapi tidak adil rasanya jika manusia menggunakan akal logika mereka yang terbilang sempurna untuk menggagalkan atau memperberat species lain menjalani seleksi alam. Biarlah alam dengan caranya sendiri memilih mana yang pantas tinggal dan mana yang sudah harus pergi. Bukankah sudah cukup ketidakadilan yang species lain terima karena akal mereka tidak sesempurna akal kita untuk mempertahankan diri?

Percayalah, manusia tidak akan pernah punah karena species lain kecuali tiba-tiba ada 100.000 telor godzilla tersembunyi di muka Bumi dan akan menetas di tahun ini.

Yuk, saling mengasihi! Nggak cuma ke keluarga dan ke pacar aja, tapi juga ke makhluk hidup lainnya, termasuk kingdom Plantae (tumbuh-tumbuhan) :)

Kalo makhluk hidup lain aja bisa, kenapa kita nggak?

7.05.2016

Tipe Pengendara Mobil yang Nyebelin

Halo!
Capek gak sih post baper mulu? Hahahaha. Capek kan ya. Lagi ngga pengen baper nih. Udah kenyang + bosen ama baper. Lagi mau post yang santai santai gitu nih.

Sesuai judul ya. Sebagai pemakai jalan raya Jakarta-Tangerang-Bandung-Jatinangor-Cileunyi, gue mau ngepost tentang species-species nggak lebih langka daripada harimau sumatera. Mereka banyak banget di jalan. Kadang sampe bikin kepala mau pecah kalo lagi di jalan. Kenapa bisa pecah? Karena kebanyakan geleng-geleng.

Gajelas ya, iya gue tau kok.

Mumpung besok lebaran juga, biar dosa gue pas publish postingan ini diampuni langsung oleh Allah swt. Begitu juga dengan species yang tercantum di post ini. Ini juga diambil berdasarkan pengalaman gue menjadi supir pribadi di jabodetabek dan sekitarnya.

Oke kita mulai dari pengendara mobil yang minta diulek.


1. Pengendara mobil yang jarak sama mobil depannya jauh, tapi nggak mau ngasih mobil dari jalur lain nyelip di depannya


Ini paling sering di jalan tol nih. Jadi ini biasanya kejadiannya melibatkan 3 mobil. Mobil pertama adalah mobil yang kita kendarai (anggap ertiga silver di tengah), mobil kedua adalah mobil di jalur sebelah tapi lebih belakang dari kita (anggap sedan item di kanan), dan mobil ketiga adalah mobil di jalur sebelah yang sama dengan mobil 2 dan lebih depan dari mobil kita (anggep grandmax silver di kanan).
Prosesnya begini. Ketika kita mau pindah jalur ke jalur sebelah, kita pasti liat spion. Space memungkinkan untuk pindah karena mobil kedua masih jauh di belakang kita. Begitu kita nyalain sen, mobil 2 langsung nyalain dim dan kecepatannya mendadak ditambah sampe speedometernya jebol. Kita yang awalnya liat celah, jadi liat malaikat maut ketika mobil 2 nambah kecepatannya dan mepet mobil 3. Mobil 3 tetep jalan kayak biasa. Ngga, dia ga berdosa. Dosa di sini pure ditanggung mobil 2. Tapi kalo ada apa-apa, mobil kita jadi kambing conge hitam.
"Loh, ya kamu nyalip nyalip ngga liat spion!"
SECARA KITA UDAH LIAT SPION TAPI DIA YANG MENDADAK PEDAL GASNYA JEBOL :)
Gue pernah ketemu kendaraan kayak gini. Sering malah. Pas gue mau nyelip, dia nglakson kenceng banget padahal jaraknya masih 244384376527834692379km di belakang sana.
Biasanya pengendara gini Bapak-bapak yang udah berpengalaman di jalan dan berprinsip begini,
"Satu mobil nyalip saya maka saya akan terlambat 10 jam sampai di tempat tujuan!"
Tenang, nggak cuma Ibu-ibu kok yang bisa lebay dan nyebelin.


2. Pengendara mobil yang kecepatannya nggak lebih tinggi dari kecepatan mobil di jalur kiri atau tengah, tapi ambil jalur kanan


Pernah gak mobil lu ada di jalur kanan, terus di depan ada mobil yang leletttt banget lebih lelet daripada keong yang gendong kura-kura, terus dia ngga sadar diri kalo dia udah memperlambat kendaraan-kendaraan di belakangnya hingga kendaraan lain harus ambil jalur kiri dulu, terus nyalip dia dan balik ke jalur kanan demi mengefisiensikan waktu di jalan :)
Gatau deh mau ngomong apa sama pengemudi kayak gini. Hhhh. Gregetan banget ya rasanya. Masih mending kalo didim / diklakson dia sadar diri dan pindah kiri. Kalo ngga juga? Wah udah deh, nambah dosa doang!
Biasanya pengemudi yang begini, kalo ngga nenek-nenek ya Ibu-ibu. Bisa juga bapak-bapak yang tadinya ngebut tapi mendadak nyari upil yang jatoh di bawah kolong supir.
Faktanya, Ibu-ibu tetaplah wanita yang punya tingkat egois lebih tinggi daripada pria. Dengan tingkat egoisme yang sangat tinggi ini, memungkinkan mereka untuk berprinsip,
"Bodo amat. Saya tetap akan di jalur kanan. Mereka kalo mau nyalip ya ambil aja dari kiri. Itu kan urusan mereka! Bukan urusan saya!"
Mari kita istighfar sebanyak-banyaknya.


3. Pengendara mobil yang nyalip lewat kanan tapi di depan mau belok kiri, begitu juga sebaliknya




Ya, itulah yang akan terjadi ketika ada pengendara mobil yang otaknya lagi bobok dan ngebut secara fatal. APV mau nyalip truk dari kiri ketika sebentar lagi dia harus belok kanan.
Sekarang gini ya, kalo udah mau belok di depan kenapa juga harus nyalip dulu? Kenapa sih nggak sabar dulu aja nunggu mobil itu ngelewatin pertigaan atau perempatan yang akan kalian belokin? Hmm.
Akibat teringan adalah mobil yang udah disalip tadi harus ngerem mendadak.
Akibat tingkat sedang adalah ketika mobil yang udah disalip tadi rem mendadak demi beloknya mobil penyalip, dan malah ditabrak mobil belakangnya.
Akibat terberat nggak usah diketik lah ya, ada di gambar.
Pengemudi ini general. Bisa Bapak-bapak, bisa Ibu-ibu, Om-om, Tante-tante. Ya semuanya bisa. Yang jelas, cuma pengemudi yang kurang jam terbang di jalan yang akan melakukan hal seperti ini karena mereka ngga mikir dampaknya bagaimana ke kendaraan lain. Atau bisa juga pengemudi yang lagi nyari alamat palsunya Ayu Ting-ting tapi jalannya nggak pelan-pelan.


4. Pengendara mobil yang ngeklakson/ngedim mobil depannya yang jalan pelan dan berada di jalur kiri


Pernah nggak kalian lagi nyetir santai kayak di pantai dan udah ambil jalur kiri karena kalian tau diri, tapi masih didim/diklakson mobil belakang kalian yang lagi terbang?
Kalo pelan di kanan ok gue masih setuju untuk digilas. Tapi kalo udah pelan di jalur kiri dan masih dihina-hina...... Hmm...
Mau simulasi GTA? Apa gimana? Huh, gatau deh. Rio Harianto aja nggak gitu-gitu amat.
Salah siapa ya kalo jalan pelan dan udah ambil jalur kiri? Jelas-jelas masih ada jalur kanan buat kendaraan-kendaraan yang lebih cepat. Kenapa harus nyalahin mobil di jalur kiri yang jalan lambat? Toh in case keadaan darurat, bisa kan nyalip dari bahu jalan? Kan lu yang mau cepet-cepet, orang lain belum tentu. Emangnya jalanan punya kakek buyut lu? :(
Biasanya pelaku adalah Bapak-bapak yang sangat rindu keluarganya di rumah sampe lupa kalo yang keluarganya butuhkan adalah keselamatan si Bapak, bukan kecepatan si Bapak. Lebih baik si Bapak nggak ikut makan malem sekeluarga daripada makan malem sekeluarga jadi pindah ke UGD terdekat.


5. Pengendara mobil yang ngejar lampu hijau atau nyebrang sampai nutup ruas jalan lain


Pernah nggak ketemu pengendara yang ngejar lampu hijau yang tinggal beberapa detik atau bahkan udah jadi lampu kuning, padahal di depan juga kendaraan macet dan stuck. Pada akhirnya ketika ruas jalan lain udah lampu hijau, mereka nggak bisa jalan karena keegoisan si pengendara tadi. Mungkin dia ngga pernah sekolah kali ya sampe nggak tau aturan dasar lampu lalu lintas.
Lalu ketika pengendara seperti itu membelah diri dan menjadi banyak di jalanan, semua ruas jalan macet. Stuck. Nggak gerak. Kenapa? Karena 1km di depan ada lampu merah lagi dan kejadian yang sama terulang. Entah kapan giliran jalan akan sesuai dengan warna lampu lalu lintas.
Sebenernya nggak cuma di lampu merah aja sih. Di pertigaan biasa juga ada kejadian kayak gini. Kayak di deket SMP gue tuh. Tiap pagi gue harus jalan kaki 1km demi tepat waktu karena mobil gue kejebak macet macem kayak gini, dan macet kayak gini tuh gaada yang tau kapan kelarnya. Jadi mobil-mobil yang mau nyebrang dari dalem komplek terus mepet mobil depannya di saat jalur seberang masih macet. Alhasil mobil mereka ngalangin jalur yang satu lagi dan kunfayakun. Jadilah kiamat sugra.
Pengemudi kayak gini general. Bisa semua usia dan semua jenis kelamin. Tapi kebanyakan dari mereka sudah lelah dengan macetnya jalanan dan maunya cepet-cepet sampe tujuan.


6. Pengendara mobil yang parkir sembarangan sampai nutupin jalur dan bikin macet


Pernah nggak lagi jalan, terus tiba-tiba jalanan macet dan di ujung kemacetan ternyata macetnya tuh macet nggak jelas gara-gara penyempitan jalur demi parkir liar. Saking kebiasaannya mobil-mobil parkir liar, lu sampe hafal kalo jalanan itu macet pasti karena banyak yang parkir sembarangan.
Huh jangan ditanya lagi deh gondoknya kayak apa. Kalo ada jalan lain mending lewat jalan lain deh daripada lewat daerah pertokoan yang parkirannya nggak memadai. Jalan yang awalnya 3 jalur bisa mendadak jadi 1 jalur gara-gara parkir liar gini. Apalagi kalo ditambah pasar tumpah. Uh, udah deh rasanya mau pindah galaksi aja.
Biasanya yang parkir di pinggir gini general. Semua usia dan semua jenis kelamin bisa. Sebenernya mereka juga nggak ikhlas mobil mereka diparkir sembarangan gitu. Entah karena takut lecet atau karena mengerti sopan santun dan tata krama sesama pengguna jalan. Tapi ya gitu. Mereka kepepet. Mungkin lahan parkir yang memadai sulit dicari atau tempat tujuan tidak menyediakan lahan parkir.
Baiknya sih dimanapun lokasinya kalau ngebangun usaha toko atau restoran gitu ya tolong sediakan parkiran kali yaa. Apalagi kalau bangunannya di pinggir jalan.

Nah, 6 pengendara di atas adalah imbas dari maraknya kursus setir mobil yang ada. Selain itu juga faktor ekonomi perkotaan yang membuat jumlah mobil yang ada di rumah lebih banyak daripada jumlah orang yang ada di rumah mendukung orang-orang yang belum siap mental untuk mengemudi, jadi ingin mengemudi.

Tapi tunggu. Ada satu lagi species pengendara mobil yang super ngeselin di jalan raya, yaitu

Pengendara psikopat

Kenapa dibilang psikopat? Di mata mereka, hanya mereka pengemudi yang benar. Mereka nggak pernah mau disalahkan dan selalu menyalahkan orang lain. Nggak heran deh kalo pengendara species 1-6 di atas ngumpul semua sifatnya di pengendara ini.
Biasanya mereka nggak mau dibalap. Ketika dibalap, mereka maunya ngebalap balik. Yang jelas yang kayak gini bahaya deh baik untuk orang lain ataupun diri mereka sendiri.
Biasanya yang kayak gini ya Bapak-bapak yang udah expert di jalanan dan berprinsip bahwa,
"Ga ada yang lebih jago nyetir daripada saya!"
Wah udah deh kalo ketemu pengendara kayak gini, mending ngalah aja. Toh juga kalo ujungnya kenapa-kenapa kita yang disalahin. Mereka mah mau dinasehatin sama 1000 ustadz juga nggak mempan. Kudu diruqiyah dulu ama Mama Loren.

Gitu deh species penghuni jalanan yang suka bikin kesel. Jangan jadi salah satu dari mereka ya. Hati-hati kalo lagi di jalan, karena ketika kita sedang di jalan kita sangat dekat dengan maut. Bahkan ketika kita sudah hati-hati aja, kita masih bisa kena imbas dari kecerobohan orang lain. Huh.

Udah ya segitu dulu. Nanti kalo udah selesai klasifikasi pengendara motor yang nyebelin, gue jadiin bahan buat next post deh.

Akhir kata saya sampaikan ucapan mohon maaf lahir batin jika ada kesamaan merk mobil, ruas jalan, atau nama tokoh. Sumpah, kaga sengaja.

Selamat lebaran, selamat mudik, selamat dapet THR! Yay!