11.13.2011

Doa sang Orang Utan

Ya Tuhan,

Dahulu hidup kami bahagia. Lebih bahagia dari sekarang. Dahulu hidup kami tentram. Tanpa ada banyak manusia mengusik. Dahulu hidup kami tenang. Kami bebas berkelana ke sana ke mari di hutan yang indah ini.


Bisakah Kau kembalikan kami ke beberapa tahun yang lalu? Ketika anakku masih dapat kutimang dan masih bisa ku ajak bermain bersama. Ketika sahabat-sahabatku masih bisa tertawa bahagia. Ketika aku dan manusia itu masih bersahabat.


Tuhan,

Aku percaya Engkaulah Maha Pelindung lagi Maha Penyayang. Bisakah Kau melindungi jenisku yang masih tersisa di dunia sana dan menyayangi mereka? Maukan Kau utus beberapa mmalaikat-Mu untuk melindungi mereka? Aku menyayangi mereka, ya Tuhan.


Tuhan, Engkau bilang manusia makhluk sempurna. Engkau bilang mereka memiliki akal. Akal macam apa yang mereka punya ya Tuhan? Mengapa mereka terus membunuh kami? Apa salah kami ya Tuhan?


Tahun lalu peluru menembus kulitku. Sakit rasanya. Ketika jiwaku sudah berada di surga yang indah ini, aku melihat mereka mengonsumsi dagingku dan terus membunuh jenisku yang lain. Apakah aku memang tercipta untuk itu, ya Tuhan?


Tuhan, aku percaya bahwa Engkau tahu. Aku sangat ingin hidup bersama keluarga dan teman-temanku dengan bahagia. Aku juga percaya bahwa Engkau yang tahu. Kami, tidak pernah menyakiti manusia sedikitpun. Namun mengapa ya Tuhan? Mengapa kami tersakiti oleh mereka? Itukah makhluk yang Kau bilang memiliki akal pikiran?


Tuhan, kini aku sudah berada di surga. Aku hanya bisa melihat anakku bermain bahagia dengan istriku. Bisakah aku meminta?


Lindungilah anak dan keluargaku dari semua kejahatan ya Tuhan. Jangan sampai anak dan istriku mengalami nasib yang sama sepertiku. Semoga esok hari manusia engkau kirimkan akal yang lebih mulia untuk melindungi jenisku di Bumi sana, ya Tuhan.


Amin...


Published with Blogger-droid v2.0.1

10.20.2011

Kita

Kita bertemu, tak dalam satu waktu
Kita berjumpa, namun tanpa sua
Kita bicara dengan tatapan mata
Dibaluti rasa enggan

Kita tak diam, kita menyimak
Walau bibir terbungkam
Walau suara menyekat

Kau menatap aku berpaling
Apa yang dapat ku lakukan?
Menatapmu dari jauh, lalu...
Menyimpan seluruh harapan tandus

Semua hanya dapat terpendam
Dalam satu hati yang selalu berdecak
Dalam satu jiwa tanpa irama
Dalam satu rasa yang tertanam

Sudahlah
Kita memang tak ditakdirkan
Untuk saling menyeka air mata
Bercanda tawa dalam duka

Lagipula engkau hanya pujangga
Yang selalu mengubur rasa
Di bawah rintik hujan

Akupun hanyalah seorang wanita
Yang hanya menyeka air mata
Mengubur cinta
Dalam gulingan sebuah tinta

Untuk apa bertemu jika tak sejalan?
Untuk apa papasan jika tak memandang?
Untuk apa mengenal namun tak sapa?
Untuk menyimpan rasa
Published with Blogger-droid v1.7.4

10.16.2011

Lucky

Halo. Gua mau cerita. Jadi kmrn, gua sama eko kan pulang terus ngobrol2. Nah gua sm eko kalo pulang tuh ngelewatin distro gitu kan, terus di maniqueen paling depan distronya tuh ada dress. Bagussss deh dressnya. Bagus bgt gua ga boong. Setiap lewat situ gua selalu merhatiin dressnya masih ada apa ngga. Setiap dressnya masih ada, gua pasti bilang 'waaa itu bagus bgt'. Dan eko diem. Lu tau apa artinya eko diem? Silakan baca http://echozilla.blgospot.com

Udah beberapa minggu gua sm eko lewatin itu distro. Nah gua kan baru ganti hp. Eko pengen ganti hp jg. Terus abis itu dia lg nabung gt buat beli. Dan tiba2 aja kemarin dia bilang "cit, gimana kalo uang yang aku tabung aku pake buat beliin dress kamu?"

JLEB. Bayangin betapa unyunya eko. Dia itu.... Ga bisa dijelasin dengan kata2. Gue akuin gue beruntung banget punya dia. Btw maaf lama bgt ga ngepost. Ane lg ngontrak dan internet dicabut. Rmh ane lg direnov. Oiya 1 lg....

Binder

Gue

Ilang

Dan itu binder catetan gue selama 4 bulan, belinyapun gue nabung. Wassalam bgt kan nasib gue. Doain ya semoga bindernya cepet ketemu :"

Ane ente wassalam. Sekian dan terimakasih
Published with Blogger-droid v1.7.4

8.07.2011

HAPPY BIRTHDAY MY DAD \:D/

Hai kmrn tgl 6 bokap gua ultah loooh. Gua ga ngasih kado apa2 tapian. Abisan bingung :o. Kadonya gua tulis disini aja. Kan kali gitu ntar bokap gua nyari nama gua di google trs baca ini -_- Oke cit itu random bgt.


Tapi kalo Ayah ga sengaja begitu, ini buat Ayah :D


Ayah.
Ayahku orang yang sibuk. Dia sering mondar-mandir ke lubang uang. Lubang uang itu sangat jauh dari rumahku. Jadi aku dan Ayah sangat jarang bertemu. Ayahku sudah tua. Tahun ini umurnya 55 tahun. Tapi Ayahku keren. Dia masih ngebut saat naik mobil. Gaya pakaian Ayahku masih sangat modis untuk seusianya. Ayahku juga tak pernah kenal lelah untuk mencari uang.


Ayahku orang yang sabar. Aku dan Ibu seringkali tidak sengaja membentak Ayah. Tapi Ayah hanya diam dan memendam semua rasa kesal di hatinya. Ayahku penuh pengertian dan perhatian. Jika jauh, Ayahku akan menghabiskan pulsanya hanya untuk mengecek keadaanku. Padahal disini sudah ada Ibu yang menjagaku. Jika baru pulang dari lubang uang, Ayah akan mendatangiku dan memelukku. Walaupun aku tak membalas pelukannya, tapi Ayah tidak bersedih. Ayah akan tetap memberikan kehangatannya di sekujur tubuhku.


Waktu itu, Ayah baru pulang dari lubang uang. Lubang uang Ayah ada di Tuban. Ayah memaksa untuk menyetir mobil sendiri ke sana. Ibu dan Aku tidak mengizinkan namun Ayah tetap ngeyel. Ya, itulah Ayahku. Konsisten. Pulangnya, Ayahku mengalami sakit kepala yang sangat parah. Namun seminggu kemudian Ayah baru bercerita kepada Ibu. Ya, Ayahku tidak manja.


Jika Ayahku menerima makanan enak dari kantornya, Ayah akan membawa makanan itu pulang dan memberikan kepadaku. Ketika aku menawarkan Ayah untuk mencoba makanan itu Ayah akan menolak dan memberikan semuanya untukku.


Bagi Ayahku, sosialisasi sangat penting. Ayah sering pergi ke luar kota dan Ayah selalu memikirkan aku dan Ibu. Ayahku sangat baik terhadap tetangga karena Ayah berfikir bahwa tetangga yang akan menjaga aku dan Ibu selama Ayah di lubang uang.


Ayah hampir setiap minggu pergi ke lubang uang hanya untuk mengais rezeki. Rumahku seringkali terkena banjir dan Ibuku capek setiap banjir datang. Saat itu, Ayahpun mengerti apa yang harus Ayah lakukan. Ayah langsung mencari dan mengumpulkan uang untuk membangun rumah kami. Maksudku, membuat rumah kami menjadi tidak terkana banjir. Mungkin memang bukan dengan membeli rumah baru di komplek elit. Tapi Ayah selalu berusaha mengerti keinginan aku dan Ibu.


Saat aku bercerita tentang sekolahku, Ayah bertanya kenapa aku tidak masuk ke kelas Internasional. Aku mengatakan bahwa biaya kelas Internasional jauh lebih mahal daripada kelasku. Ayah dengan lantang berkata, "Nak, Ayah memang bukan orang kaya. Tapi kalau untuk pendidikan anak, leherpun Ayah gadaikan." Hiperbola. Tapi kalimat itu masih ku ingat sampai sekarang.


Ayahku usil. Tapi Ayah sering dijadikan panutan dan sosok favorit di kantornya. Aku yakin bahwa selama Ayah di lubang uang, teman-teman kantor Ayah merindukan Ayah. Ayahku suka mendengarkan curhat dan keluhan orang lain. Ayah juga suka memberi saran. Jadi, Ayahku termasuk sosok yang bijaksana.


Mungkin sesekali Ayah sedikit menyebalkan. Ketika aku mau pergi dengan temanku, Ayah pasti kurang setuju. Namun itu karena Ayahku sadar bahwa Aku -putri Ayahku- sudah besar sekarang. Aku yakin Ayah sangat merindukan masa kecilku. Saat Ayah menimang dan menggendongku, bermain denganku, mengajarku jalan. Terkadang Ayah juga sangat pelit ketika aku minta uang. Tapi aku juga tahu bahwa Ayah sedang mengumpulkan uang untuk membangun rumah. Ayahku juga sedikit lagi sudah tua dan pasti tidak seproduktif sekarang. Mungkin Ayahku menyimpan uangnya untuk masa tua nanti.


Kadang Ayahku berbicara tentang kematian. Ayah selalu bertanya jika Ayah mati bagaimana dengan Aku dan Ibu. Tapi aku tidak mau mendengar itu.


Mungkin Ayahku bukan pria paling ganteng sedunia. Tapi Ayahku adalah pria paling baik sedunia yang pernah aku kenal. Percayalah dan jangan tersinggung. Aku belum pernah melihat Ayah sebaik Ayahku selama ini. Ayah yang selalu berusaha mengikuti dan membeli semua keinginan anaknya. Ayahku sangat baik.


Masa kecil Ayahku sangat berat. Dulu Ayah sangat pintar. Ayahku selalu mendapat ranking di sekolahnya. Ayahku seorang lulusan SMA dengan pangkat HRD manager. Hebat kan? Dulu setiap pulang sekolah Ayah selalu membatu Nenekku berjualan kue. Sedangkan Kakekku hanya pembuat peci hitam polos. Ayah dan keluarganya bahkan pernah memakan nasi dan garam. Aku tau bahwa aku harus sangat bersyukur dengan yang aku punya sekarang.


Saat lulus SMA, Ayahku mengalami kesusahan. 3 besar di kelas harus membayar untuk dapat mengambil ijazah. Nenekku sampai mau menjual kalung dari Kakek saat itu. Tapi Ayah mencegahnya. Akhirnya pada malam hari Ayah sendiri yang menjual kalung milik Nenek dan pergi merantau diam-diam ke Jakarta.


Dulu, Ayahku hidupnya sangat terpelanting. Bahkan Ayahku pernah menjadi maling. Tapi Ayahku kembali pada jalan yang lurus dan langsung mencari pekerjaan yang halal. Akhirnya Ayah kerja berpindah-pindah. Itupun bukan pekerjaan yang istimewa. Ayahku sampai pernah kerja di Paris, Arab, dan Amerika pada zaman dahulu. Ayahku juga pernah berjabat tangan dengan salah satu mantan Presiden R.I.


Ayahku sangat tegar menjalani hidup yang luntang-lantung sampai akhirnya Ayahku membangun perusahaan bersama beberapa temannya. Itupun tidak langsung sukses. Tapi karena ketegaran dan kesabaran Ayahku perusahaan itu sudah berubah sekarang. Perusahaan itu juga yang mempertemukan Ayah dan Ibu.


Jika aku ada masalah dengan Ayah, Aku selalu diam. Aku diam tapi menangis. Sedangkan Ayah? Ayahku orang yang tegas. Ayah boleh saja diam. Tapi jika aku masih nakal, Ayah akan membentak. Namun malam harinya Ayah akan mengigaukan namaku dalam tidurnya.


Aku tahu. Bahkan sangat tahu bahwa Ayahku sangat menyayangi Aku dan Ibu. Mungkin terkadang ada beberapa masalah dalam keluarga kami. Namun, Ayahku selalu dapat melalui semua itu.


Maaf ya Ayah jika terkadang aku membuatmu marah, sedih, dan kecewa. Aku tidak bermaksud. Tapi Ayah pasti tahu kalau aku sayang Ayah. Sangat sayang. Mungkin Aku tidak bisa membuat Ayah bangga sebagaimana Ayah membuatku bangga. Maaf ya Ayah. Aku sangat beruntung menjadi anak Ayah yang sangat menyayangiku.


Selamat ulang tahun Ayah :D


Citra sayang Ayah

7.24.2011

Pengorbanan sang Kupu-kupu Malam

Ini cerita dari seorang kaskuser. Mungkin cerita ini emang panjang banget. Tapi ini cerita sukses baget bikin banyak orang mewek. Walaupun di awal kelihatannya cerita ini ga punya nilai sama sekali, tapi setelah baca cerita ini mungkin lu bakal ngerti sesuatu. Sesuatu yang selalu ada di hati lu.

ini versi lain. versi asli di sumber


Malam itu temanku mengajakku ke sebuah tempat yang... bisa disebut haram. Aku menemaninya ke sana dengan maksud cuci mata. Tanpa bermaksud lebih. Hanya menemani kawanku dan mencuci mata.


Begitu sampai di sana begitu banyak wanita penggoda yang mencoba merayuku. Namun seperti tekad awal. Aku kesini, tidak bermaksud apa-apa. Lalu, aku dan temanku sampai di suatu rumah.


"di sini cewenya cantik-cantik."
"Yaudah sana buruan!"


Aku menunggu temanku. Beberapa menit berlalu, seorang wanita datang ke arahku. Aku hanya melempar sebuah senyuman padanya.


"Nih," celetuk wanita itu sambil menyodorkan rokok.
"Duh aku nggak ngerokok. Hehe..."
"Laki kok ngga ngerokok. Lagi ngapain mas? Sama aku aja..." Rayunya.
"Ah enggak. Aku cuma nemenin temen aja ke sini. Emang kamu belum ada pelanggan? Kan kamu cantik."
"Aku lagi ada masalah." Jawabnya sambil menghisap sebatang rokok.
"Masalah apa?" Tanyaku.
"Situ perlu tau?"


Mungkin wanita itu marah karena aku terlalu mencampuri urusannya.


"Oh hehe maaf ya."


Hening. Wanita itu tak menjawab.


"Kamu kayaknya nggak berengsek ya," Wanita itu memecah keheningan sambil membuang rokoknya.
"Hah maksudnya?"
"Kan semua cowok berengsek. Cuma kamu aja yang kesini ga mau seneng-seneng."
"Bisa aja. Tapi nggak semua cowok gitu kok. Masih banyak cowok di luar sana yang baik. Aku cuma takut dosa. Belum lagi kalo kena penyakit apa gitu."


Tersadar, omonganku agak menyinggung.


"Maaf kalo tersinggung ya," sambungku.
"Ngapain minta maaf? Emang bener kok."


Semakin lama kami mengobrol, aku semakin ingin mengenalnya.


"Nama kamu siapa?" Tanyaku sambil berdehem.
"Eva kalo panggilan di sini. Nama asliku  Evaria. Kamu?"
"Aku Rehan. Kalo boleh tau, kamu ada masalah apa? Kok sampe ga ada pelanggan? Cerita aja. Aku ga akan bilang ke siapa-siapa kok."
"Aku lagi males cerita. Yang jelas sekarang aku lagi butuh uang."
"Buat apa?"
"Buat Ibuku. di perutnya kayak ada benjolan gitu. Sebulan yang lalu udah dibawa ke puskesmas. Diagnosanya kayak semacam tumor kecil. di suruh cepet-cepet operasi tapi aku belum punya uang. Lagi ga ada pelanggan juga."


Aku tidak bisa berkata-kata. Tiba-tiba saja wanita ini merubah pikiranku tentang kupu-kupu malam.


"Kenapa kamu ga bilang daritadi? aku bisa bantu tapi uangku masih di rumah." Niatku membantu.
"Capedeh. Gausah ngomong..."
"Hehehe. Emang perlunya berapa?"
"Sekitar dua setengah juta. Aku baru punya satu juta. Dua minggu ini aku kumpulin dikit-dikit."
"Masih kurang satu setengah juta ya? Gini deh, kamu ada nomer hp?"
"Ada kok. Buat apa?"
"Ya besok aku ke sini lagi kasih kurangnya ke kamu."
"Beneran? Tapi gausah ke sini ya. Kita janjian di tempat lain aja."


Malam itu, aku dan dia bertukar nomor handphone. Dia meninggalkanku di tempat itu. Tak lama kemudian, temanku keluar dari rumah tadi sambil membetulkan bajunya. Kami pulang.


Esoknya, aku mencari uangku di rumah. Hanya ada 900.000. Namun aku harus tetap membantu gadis itu. Aku mengambil uang tabunganku untuk mencukupi sisanya. Aku langsung mengirim sms padanya namun dia tidak bisa menemuiku hari ini.


Hari selanjutnya dia mengajakku bertemu di salah satu cafe. Aku melihat wajahnya lagi. Ia cukup cantik untuk seorang wanita malam. Aku mentraktirnya di cafe itu, kemudian aku mengajaknya pergi ke pantai. Aku duduk di sampingnya menikmati udara yang sejuk. Tak lama kemudian, aku memberikan uangku kepadanya.


"Makasih ya..." Rintihnya sambil memeluk tubuhku.


Suara rintihnya... Aku tahu dari suaranya. Ia menahan air mata yang mendesak keluar. Ini pertama kalinya aku menerima pelukan dari seorang wanita malam.


"Iya sama-sama. Aku ikhlas kok bantu ibu kamu. Ga usah kamu ganti ya..." Jawabku.


Saat itu Ia mengungkapkan semuanya. Alasan mengapa dia menjadi seperti ini.


"Dulu sebelum kerja kayak gini aku punya pacar. Sama-sama satu sekolah. Dari sekian cowok yang ngejar, cuma dia yang aku terima."
"Tapi ya gitu deh. Rata-rata laki-laki cuma ngincer sex doang!" Lanjutnya.
"Ya tapi nggak semua cowok kayak gitu kali,"
"Pastinya. Contohnya yang di samping aku." Celetuknya.


Siapa? Pikirku. Setelah tersadar bahwa yang dimaksud adalah diriku sendiri, aku tertawa.


"Eh malah ketawa. Emang bener kok kamu baik banget. Andaikan kamu mau jadi pendamping aku. Aku seneng. Tapi ya ga mungkin lah." Ia tertawa atas harapannya sendiri.
"Kok ga mungkin? Kalo aku mau gimana?" Tanyaku.
"Haha dasar goblok. Ngapain kamu mau jadi pacar cewe kotor kayak aku?" Ragunya sambil menempeleng kepalaku.
"Kamu jangan ngomong begitu. Ga ada kata terlambat kok untuk bersihin hati kamu. Aku suka cewek yang apa adanya kok."


Mulai hari itu, kami merajut kasih. Mungkin banyak orang bilang aku bodoh. Namun, aku punya alasan tersendiri untuk menemaninya di hari-hari terakhir hidupnya.


Esoknya, aku menemani Eva ke RSU untuk operasi ibunya. 4 jam menunggu, aku lega karena Ibunya bisa selamat. Ibunya mengucapkan terimakasih kepadaku.


2 minggu berlalu. Hubungan kami masih baik-baik saja. Namun, hampir setiap malam air mataku menetes. Sebenarnya, ada satu rahasia yang Eva rahasiakan kepadaku. Namun aku sudah mengetahui rahasia tersebut. 3 minggu terakhir, aku yang membiayai hidup Eva dan keluarganya karena Eva berhenti dari pekerjaannya. Aku juga menyuruhnya untuk sering-sering beribadah.


Ketakutanku semakin besar di kala badannya makin kurus, dan cekungan matanya semakin terlihat.


Satu hari setelah aku mengenal Eva. Waktu itu aku ingin memberikan uang padanya, namun Ia tidak bisa bertemu denganku. Malam itu aku kembali datang ke tampat prostitusi kemarin karena penasaran. Eva cukup cantik dan aku bingung kenapa Ia sepi pelanggan. Aku bertanya tentang Eva kepada salah satu temannya di tempat itu. Aku memberinya uang sebesar seratus ribu rupiah.


"Itu Eva kenapa? Cantik-cantik kok sepi pelanggan sih?" Tanyaku.
"Kamu siapanya Eva?"
"Aku cuma teman baiknya kok."
"Oh, ya gitu deh. Dia kena penyakit. Makanya pelanggan pada lari semua soalnya takut ketularan."
"Hah? Maksudnya penyakit apaan?" Sontakku kaget.
"Dia kena penyakit sifilis. Sebenarnya dia bisa aja minum penicilin G dari rumah sakit. Tapi uangnya dia kumpulin buat penyakit Ibunya. Itu aja Ibunya masih nggak bisa bangun."
"Tapi Eva masih bisa sembuh?" Tanyaku.
"Kata dokter di puskesmas sih udah susah. Soalnya virusnya udah menjalar. Waktu itu aku nemenin dia periksa ke puskesmas. Makanya aku tau."
"Oh gitu. Makasih ya atas infonya. Aku mau pulang."
"Gak minum dulu?" Tawar wanita itu.
"Nggak usah, aku mau pulang." Tolakku.


Air mataku hampir menetes di jalan setelah mengetahui semuanya. di situ aku bertekad untuk menjaga Eva sampai ia sembuh. Lama-kelamaan aku menjadi sayang kepada Eva. Tidak seperti lelaki lain yang langsung lari begitu mengetahui ia terkena penyakit. Apakah aku bodoh?


Aku melihat ia makin lemah. Aku membawanya ke rumah sakit. Dokter memvonis Eva terkena sifilis akut karena neurosifilis sudah menyebar ke sel-sel badannya dan kelamaan membuatnya lumpuh. 


Dia meminta maaf kepadaku karena merahasiakan semuanya. Aku mengaku bahwa aku telah mengetahui semuanya dari Desy, temannya. Hampir seminggu di rumah sakit, aku tetap menjaganya. Walaupun saat itu sedang UN, aku tetap menjaganya di rumah sakit. Bahkan aku tidak fokus di UN. Bersyukur aku lulus.


Akhirnya, tanggal 30 April 2010 pukul 16.00 Eva menghembuskan nafas terakhirnya di rumah sakit tempat ia dirawat.


Seluruh koleganya datang. Eva dimakamkan di kampung halamannya. Aku menanggung semua biaya perjalanan. Namun aku tidak bisa ikut karena sedang sibuk SNMPTN waktu itu. Ibunya tidak bisa tinggal di tempat prostitusi itu lagi. Terakhir aku mendengar bahwa Ibunya berjualan nasi bungkus di kampung.


Aku menghapus seluruh kenangan tentang Eva. Kini, yang tersisa hanyalah kalungnya, fotonya, cincin, dan secarik surat. Eva menitipkan surat itu ke Desy. Aku melihat ada bekas air mata di surat itu.


To : My Lovely .....

Dear,makasih kamu udah mau jadi pendamping aku
selama ini...makasih juga udah mau jadi malaikat
penyelamat untuk ibu aku...
Andaikan kamu tau aku punya penyakit gini,
aku yakin kamu pasti kecewa trus tinggalin
aku,yakin banget  makanya aku ngerahasiain
ini semua...maaf ya?
Dear,Kamu Laki-laki paling baik yang pernah aku temuin
,kamu mau terima aku apa adanya..
Aku perempuan kotor,miskin,keluarga semrawut,
tapi kamu tetep mau deket ma aku 
Dear,andaikan aku udah gak hidup lagi di dunia
ini,kamu jangan sedih ya ? masih banyak perempuan
yang lebih baik dari aku..kamu orang baik,harus
punya pendamping yang baik juga :')
Inget,jangan lagi datang-datang ke tempat kotor
gitu.setebal apapun iman kamu,pasti bisa
runtuh ama yang namanya perempuan.
Dear,walau dunia kita udah beda,aku tetep ada di
hati kamu kan?janji?aku akan slalu disamping
kamu,aku akan jaga kamu.......Maaf andai
slama ini aku&keluarga udah nyusahin kamu :*
Goodbye....... 


Your Lovely Bitch,Eva.





Akhirnya, semua kenangan telah menjadi serpihan. Namun serpihan dari Eva, serpihan pelajaran dan setitik kasih sayang darinya akan menjadi bagian dari perjalanan hidupku yang tidak akan pernah memudar. Kini aku telah memiliki tunangan baru.


Hidup adalah pilihan dan semua kedewasaan kita tergantung dari pilihan yang kita ambil


7.17.2011

Sebuah Surat Dari Seekor Kucing

Salam saudaraku. Maaf apabila tulisanku ini mengganggumu. Namun aku tidak bisa bercerita langsung kepada kalian. Aku hanya bisa menulis di secarik kertas lusuh ini.


Kemarin aku sedang berjalan dan melihat temanku berlindung di sebuah benda besar. Benda itu memiliki 4 roda, dan kelihatannya terbuat dari besi yang sangat berat. Aku tidak tahu nama dari benda itu. Tapi benda itu telah membunuh temanku.


Ketika benda itu mundur, temanku tertindih benda itu.


Benda itu pergi, lalu aku cepat-cepat lari menghampiri temanku. Aku memanggilnya namun Ia hanya terdiam. Aku melihat darah keluar dari kepala dan lehernya. Aku menjilati darah temanku sambil menangis sampai ada seorang manusia yang mengubur temanku dan menyuruhku pergi dari tempat itu. Betapa baiknya manusia itu. Aku tidak akan pernah melupakannya yang telah menolong sahabatku.


Aku kembali berjalan dan melihat tempat sampah di depanku. Kalian menyebutnya tempat sampah. Namun bagiku ini adalah tempat mencari makan. Setidaknya kami tidak perlu membayar untuk mendapatkan beberapa potong ayam basi. Oh, ternyata di tempat makan ini tidak ada makanan. Aku terus berjalan sambil menelusuri setiap tempat sampah yang ada. Aku lapar, namun aku hanya bisa mengais tempat ini. Andai saja sahabatku masih hidup. Ia pasti akan sangat menghiburku.


Akhirnya aku mendapatkan sepotong ayam. Meskipun tinggal tulang, aku sangat bersyukur. Namun tiba-tiba ada jantan lain yang mencakar punggungku dan merebut makananku. Ya, kami memang harus bertengkar untuk mendapatkan makanan dan seekor betina. Aku hanya merelakannya dan mengais tempat makan lainnya.


Aku menemukan ayam lagi, dan yang ini lebih besar! Aku sangat bersyukur dan bahagia. Namun ada seorang manusia yang datang dan menendang kepalaku. Aku langsung lari membawa ayam itu dan menikmatinya di tempat yang aman.


Kepalaku masih terasa sakit sekali karena tendangan manusia tadi. Namun aku tidak bisa berbuat apa-apa. Aku hanyalah seekor kucing yang tidak disukai banyak manusia. Terkadang aku berfikir bahwa menjadi manusia enak sekali. Kalian bisa mencari makanan yang layak dan bergizi. Kalian juga bisa hidup bersama sebagai keluarga.


Aku pulang dengan menenteng sisa ayam di mulutku. Ya, aku sengaja menyisakan ayam tadi untuk anak dan istriku tercinta. Begitu sampai, istriku bilang bahwa anak kami dipisahkan dari kami oleh seorang manusia. Istriku tidak tahu kemana anak-anak kami dibawa. Kami hanya bisa menangis. Layaknya kalian, kami juga ingin melihat anak kami tumbuh besar dan sehat. Namun itu hanya tinggal impian semata.


Terkadang aku merasa iri dengan kucing-kucing yang dipelihara oleh manusia. Mereka mendapatkan kasih sayang yang besar dan makanan yang layak. Namun kucing-kucing itu adalah bule yang bulunya panjang, lebat, dan halus. Ya aku sebagai kucing kampung hanya bisa melihat mereka dari jauh.


Jika aku harus berhenti dan mengais pada setiap tempat sampah, kucing peliharaan hanya tinggal berteriak kelaparan dan majikannya akan memberi makanan. Pernah suatu waktu aku berusaha mencicipi makanan mereka, namun aku ditimpuk dengan batu oleh majikan mereka.


Ketika melihat manusia makan ikan, aku menghampirinya. Aku berharap mereka akan memberikan rasa iba terhadapku. Namun aku ditendang lagi. Rasanya sangat sakit. Aku langsung pergi dan hanya bisa berdoa agar manusia itu segera berubah.


Kita sama-sama makhluk ciptaan Tuhan, namun mengapa kalian begitu benci terhadap kami? Ya, tubuh kami penuh luka dan menjijikan. Kami memang harus berjuang demi anak-anak dan istri kami. Memang bukan dengan pergi ke kantor, tapi dengan mencari makanan. Mengapa kalian begitu angkuh terhadap kami? Padahal kami tidak pernah menendang atau membalas semua perbuatan kalian.


Sekarang, aku mau menyebrang. Ini bertaruh antara hidup dan mati. Begitu banyak benda yang mirip dengan pembunuh temanku. Jika aku tidak selamat dalam penyebrangan ini, aku hanya bisa berharap anak-anak dan cucu-cucuku mendapat perlakuan yang layak dari kalian. Biar aku saja yang menerima perlakuan malang ini. Tolong jaga dan kasihi keturunanku ya manusia. Semoga dengan surat ini kalian tahu seberapa besar penderitaan kami.


Selamat tinggal dan terimakasih karena sudah membaca suratku.


Yang menjijikan,
Kucing.


4.30.2011

Topeng Monyet

Hai disini gua mau mosting masalah yang menurut kita sepele tapi sebenernya ngga. Soal topeng monyet. Ya, topeng monyet. Lu tau penghasilan abangnya berapa sehari? Gua gatau. Tapi intinya disini bukan abang atau uangnya. Tapi....

Monyetnya.
Monyet makhluk hidup kan? Bisa capek kan? Malah kadang ada topeng monyet masih mainnn aja pdhl lg ujan deres. Kan kasian.

Jd waktu hari minggu gua ke carrefour jln2 sama eko. Kita beli cilok. Ada topeng monyet disitu. Gua liatin terus. Tiap abangnya berhenti narik rantai monyetnya, si monyet langsung duduk atau tiduran. Apa? Dia capek. Tapi begitu monyet baru duduk atau tiduran, abangnya langsung narik sampe ada anak kecil jalan di depan monyetnya dan bilang,

"Ih monyetnya nangis"

Binatang juga punya perasaan men. Asli, gua gatau kenapa gua mosting ini. Mungkin gara-gara dulu pas sd gua pernah digigit monyet. Tapi ya, gua kasian aja. Monyet yang harusnya kawin, punya anak malah begitu. Terus juga ga ada yang ngejamin kan kalo monyet itu makan pisang setiap hari?

Coba aja lu semua bayangin kalo monyet yang jadi topeng monyet sehari ga dikasih makan karena penghasilan babangnya yang sedikit tapi monyetnya terpaksa harus 'manggung' lagi besok.

Liat muka monyet-monyet ini






 Kasian banget kan? Mukanya muka melas. Capek nyari duit mulu. Yang nikmatin duit itu sebagian besar juga abangnya. Bukan monyetnya. Monyet yang harusnya lepas, nyari pisang sendiri malah dikandangin dan dirantai cuma buat nyari uang. Seberapa sih penghasilan babang topeng monyet? Gua aja kalo ketemu paling banter ngasih 1000. Atau gopek. Malah ga ngasih sama sekali. Uang darimana babangnya beli pisang?

Oke gua tau emang ga semua abang topeng monyet begitu. Mungkin ada yang sayang banget sama monyetnya tapi ya gua cuma empet aja liat topeng monyet yang di carrefour tadi. Coba aja bayangin lu, dirantai kepalanya, trs dimain2in sama makhluk yang lebih besar dari lu. Sedangkan lu? Lu ga bisa berbuat apa-apa men.

Jangan pernah bilang beda karena monyet juga makhluk hidup. Sama kayak kita. Persis seperti yang sering lu liat. Kalo anak kecil ada yang deket sm topeng monyetnya sebagian besar kabur kan? Apa lu ga kecil hati kalo lu terpaksa deketin banyak orang terus orangnya kabur semua?

Ga cuma monyet. Semua binatang. Menurut gua binatang bener-bener ga patut buat dijadiin ladang uang. Mereka juga punya perasaan sama kayak kita. Kalo para babang monyet bilang ga ada jalan lain, mereka cuma boong. Banyak jalan tapi mereka cuma ga mau nyari dan ga mau nyoba.

Oke lu udah tau kan? Itu hal sepele kalo cuma kita liat. Tapi itu hal serius kalo kita perhatiin.

Buat monyet-monyet yang jadi topeng monyet, sabar ya. Insyaallah nanti ada saatnya lu bebas dan bahagia kok

Dadah monyet lucu dan berbakat :D

4.16.2011

Avril Lavigne-I love you

I like your smile 

I like your vibe 

I like your style

But that's not why I love you 

And I, I like the way, you're such a star 

But that's not why I love you, hey 

Do you feel, do you feel me, do you feel what I feel too 
Do you need, do you need me, do you need me-e-e 
You're so beautiful 
But that's not why I love you 
I'm not sure you know 
That the reason I love you, is you 
Being you, just you 
Yea the reason I love you 
Is all that we've been through 
And that's why I love you 

lala, lalalala, lala, lalala

I like the way you misbehave 

When we get wasted 

But that's not why I love you 

And how you keep your cool when I am complicated 

But that's not why I love you, hey 

Do you feel, do you feel me, do you feel what I feel too 

Do you need, do you need me, do you need me-e-e 
You're so beautiful 

But that's not why I love you 

I'm not sure you know 

That the reason I love you, is you 

Being you, just you 

Yea the reason I love you 
Is all that we've been through 
And that's why I love you 

Even though we didn't make it through 

I am always here for you 

yea-a-a 
You're so beautiful 

But that's not why I love you 

I'm not sure you know 

That the reason I love you, is you 

Being you, just you 

Yea the reason I love you 
Is all that we've been through 
And that's why I love you 

la la, la la la la (oh ohhh) 

la la, la la la la (that's why I love you) 

la la, la la la la (oh ohhh) 

la la, la la la la (that's why I love you)

3.23.2011

His-her name is Kucong

Halo ceman ceman lama tidak berjumpa dengan saya citrong di acara kucong. Kucing bencong. Seperti biasa kita akan membahas tentang hewan peliharaan kesayangan nabi saw ini. Jadi di episode kali ini saya akan bercerita tentang kucing baru saya.

Namanya kucong. Kucong itu berasal dari kata kucing dan bencong. Jadi kucong itu berarti kucing bencong. Oh tentu tidak. Percaya saya? Anda musrik. Jadi yang memberi nama kucong adalah Taufik Eko Hidayancong. Dia memberi nama kucong atas alasan...

Salah mengetik dari kucing menjadi kucong

Lihat ke keyboard anda saudara-saudara! Huruf I adalah tetangga huruf O. Begitu juga sebaliknya.



O..... Maaf saya tidak bisa meneruskan. Baiklah. O.... Haswari.

Itulah sejarah singkat tentang nama kucing saya. Lalu, asal muasal kucing saya.

Jadi pada suatu hari saya sedang menonton tv di rumah. Tvnya menyala. Mengeluarkan cahaya dan suara. Tiba-tiba....

Ada suara mistis pemirsa.

Suara mistis itu berbunyi 'meong meong'

Saya langsung melihat keluar rumah sambil membawa sapu. Berjaga apabila itu adalah suara anjing. Ternyata... itu suara kucing saudara-saudara. Kucing kecil yang rapuh, tidak berdaya, kelaparan, dan kedinginan.

Saya sebagai manusia yang berprikekucingan merasa iba... Air mata saya menetes melihat kondisi kucing tersebut. Lalu saya mandikan kucing tersebut. Dengan air.

Ternyata kucing itu sangatlah kotor pemirsa! Saya langsung mengambil pemutih di belakang untuk membersihkan kucing itu. Pemutih itu berwarna biru, licin, dan padat seperti ini


Setelah itu saya bersihkan semuanya. Sampai dia bersih. Lalu kucing itu mengejar-ngejar saya sambil mengeluarkan suara mistis tadi. Saya duduk dan yang dia lakukan adalah... menempel di kaki saya.

Saya terharu. Baru kali ini saya merasakan hidup yang sebenarnya saudara-saudara (?)

Saya putuskan untuk memelihara kucing itu.

Capek gua men nulis begitu -_- Terus abis itu bokep eh salah bokap sm nyokap gua balik. Langsung ga setuju gitu tapi nykp akhirnya setuju-setuju aja pake syarat kalo boker gua yang bersihin. Oke fine. Kasian men masih kecil.



Liat sendiri kan? Lemah... kecil... tak berdaya... sebatang kara... mencari ibunya.... di malam yang sangat digin teringat mamaa~~~~

Iya jadi gua kasian. Tapi gua lebih kasian sama diri gua sendiri ketika....

Gua tau kalo kucing itu bisa bikin mandul.

JENGJENG

Gua takut men sumpah. Tapi si Gabbie, nykpnya dhila, sm rikha bantuin. Yaudah akhirnya kucong bakal tetep gua pelihara sampe gede. Pas udah gede gua lepasin biar dia cari pacar.

Oiya gua masih blm tau nih kelamin kucong apaan. Itu kan fotonya lg ngengkang tolong liatin sm kasih tau gua dong kawan -_- 

Oke hari pertama gua bersihin tai kucong. Gabau. Fine, ambil pake tisu, sirem, buang.

Hari kedua. Kucong gua bawa masuk ke rumah karena di luar ujan. Kata mas a cow kalo masih kecil gampang kedinginan. dan emang apes gua. Paginya kucong berak di dalem rumah. Entah kenapa di hari itu tainya bau banget men. Baunya ga ilang-ilang sampe sore walaupun di kain pel udah gua tambahin pewangi pakaian -_- oke gua bego ngepelnya make pewangi pakaian.

Hari ketiga kucong berak di pot taneman. Ambil pake tisu dan... gabau.

Tanya kenapa pas dia berak di dalem rumah baunya naujubile.

Ya jadi itulah sekilas tentang kucong. Kucing bencong yang gua gatau dia cewe apa cowo. Yang kerjaannya makan tidur minum berak. 

Selamat karena anda sudah membaca sampai selesai, anda mendapat bonus!

     





1.09.2011

Netral



Halo. Gua masuk kelas netral. Kelas netral itu belum dapet jurusan IPA atau IPS. jadi pelajarannya juga lumayan ringan gitu. Jadi santeee. Kalo waktu semester pertama gua jam 10 baru tidur gara-gara tugas, sekarang jam 8 udah bisa tidur.


Itu keuntungannya. Tapi kerugiannya?


Bisa-bisa di semester depan gua jam 12 baru tidur karena pelajarannya numpuk T_T


Tapi kan gua belum tau. Jadi gua berusaha untuk... Husnuzon.
Husnuzon sama kelas netral.


Gua ga masuk IPA gara-gara nilai fisika. Nilai fisika gua 74 dan KKMnya 76. Lihatlah betapa kejamnya guru fisika.


Padahal guru fisika gua kalo udah jam 11 nih, bilang "Saya jemput anak saya dulu ya..." Terus ga balik-balik sampe jam 12.


Kecelakaan kali tuh orang.


Tapi anehnya, lusanya dia tetep masuk kelas gua tanpa lecet sedikitpun.


Dia udah pernah ditegur sekolah, tapi tetep dablek. Gua udah berusaha ya abis bagiin rapot tengah semester. Gua ngerjain tugas fisika meskipun dia ngajarnya begitu. Eh taunya nilai gua segitu, sedangkan nilai orang lain yang ga ngerjain tugas tuntas men. DITUNTASIN.


Dia bilang gara-gara nilai remedial gua hancur.


Padahal, dia remedial dadakan dan open book.


Dia remedial di hari senin, waktu ga ada pelajaran fisika sama sekali. Percuma men open book. Buku aja kaga bawa.


Pas remedial dia bilang "Yang ngerjain sendiri saya nilai. Yang jalan-jalan ga saya nilai." Oke, fine gua ngerjain sendiri biar dinilai. Padahal gua ga afal rumus.


Anak-anak lain jalan-jalan ngeliat rumus di buku temennya. Ujungnya?


Gua dinilai tapi dapet 45 dan temen-temen gua yang jalan-jalan dinilai dan dapet 65.


Dia ga konsisten sama omongannya sendiri.


Begitu ditanya lagi, dia bilang ke bu Rafnis kalo gua tuh ngobrooool mulu. Padahal di kelas pas jam dia ga cuma gua doang yang ngobrol. Semuanya ngobrol.


Dia cowo pertama yang bikin gua nangis semasa SMA. Gua nangis kejer banget gara-gara dia men. Pas isi KRS gua liat itu nilai gua tuntas semua meskipun ngepas. Kimia 77 biologi 77. DIA DOANG YANG 74 WEYYYY. Udah ngajar ga becus, nanggungin nilai orang semaunya. Sialan bgt sumpah ga demen gua.


Eh barusan si Tami mention gua


"Oke makasih Citreko :)"


brb ngakak~


Citreko singkatan terkocak antara gua sm eko karena disitu nama gua jadi citre.citre -_--- jelek juga lama-lama.


Oke, ehem. Jadi, sekarang gua masuk kelas netral sekelas sama AWP, hally, Tami, Siti, Putri, Ivy, Avi, sama lainnya. Ga cukup disebutin satu-satu.


Enaknya kelas netral, tugas seminggu cuma 3. Jam 8 udah tidur. Pelajaran yang menantang cuma matematika. Kelasnya asik -__-


Lihat? Gua coba ambil sisi positif dari kelas netral. Gua coba husnuzon. Akhir-akhir ini gua coba husnuzon. Gua suka bilang sama diri gua sendiri.


"Cit, kelas netral kelas terbaik buat lu. Orang tua lu orang tua terbaik diantara berjuta orang tua lainnya buat lu. Temen-temen lu adalah temen-temen yang terbaik. Semua adalah yang terbaik"


Yang bikin gua mikir itu adalah Andini -_- dan salah satu postingan kaskus.


Hidup itu lihat ke bawah, jangan lihat ke atas.


Jadi, gua masuk kelas netral (kelas terbawah di 78) dan gua bingung liat kemana lagi. Akhirnya gua liat anak-anak yang ga bisa sekolah. Mereka bukan IPA, bukan IPS, dan bukan juga netral. Mereka ga punya kelas. Ga punya sekolah. Tepatnya, ga bisa sekolah. Jadi gua bersyukur atas diri gua.


Diri gua yang masih bisa sekolah, masih bisa internetan, masih bisa beli buku, masih punya bokap nyokap, masih bernyawa, masih punya sahabat-sahabat dan pacar yang baik, masih bisa sekolah di sman 78, dan masih bisa yang lainnya.


Jangan pernah putus asa.

Hidup hanya sekali dan hidup adalah sebuah anugrah kawan.


Itu amanat yang bisa gua ambil dari kelas netral, kaskus, dan Andini.


Makasih buat yang udah jadi inspirator