4.12.2016

It Was

Dulu, dia kira dia sudah menemukan tujuan hidupnya
Dulu, dia kira kebahagiaannya akan berlangsung selamanya
Dulu, dia kira dia menapakkan kaki di jalan yang tepat
Dulu, dia kira tidak ada yang salah dari hidupnya

Dulu.

Dia harus memilih pilihan sulit antara membahagiakan dirinya sendiri atau orang lain
Lalu dengan cerdik dia menyembunyikan segalanya demi kebahagiaan orang sekitarnya
Tapi tangan Tuhan tidak pernah berhenti bermain
Dunia terus berputar, lalu kini hati siapakah yang seharusnya dijaga?

Bumi itu bulat
Tiada satupun penghuninya yang bisa menghentikan perputarannya
Mungkin saja memang kamu dan dia berada di dua kutub yang berbeda
Kalian tidak akan pernah bisa bertemu, sebesar apapun kamu dan dia berusaha

Gravitasi itu akan menahanmu
Musim dingin di Kutub Utara akan memperlambat langkah kakinya
Sedangkan musim panas di Kutub Selatan akan memperlemah usahamu
Setengah dari keliling Bumi ini terlalu panjang untuk menjadi bukti perjuangannya

Belum lagi badai salju yang akan membuatnya melangkah mundur
Juga angin panas yang membuat langkahmu terhenti
Kamu sudah dewasa, begitupun dengannya
Tak harus bersama untuk bahagia, bukan lagi kesemuan semata

Air mata terlalu ambigu untuk ditahan
Jika mereka bertanya, jawab saja itu air mata bahagia
Pada akhirnya hanya kamu yang tahu jawaban sebenarnya
Usap saja air mata di pipi itu secara perlahan

Percaya saja bahwa kebaikan tidak pernah sia-sia
Jika memang bukan dia yang membalas segala kebaikanmu
Kelak nanti akan ada seseorang yang senantiasa berbuat baik padamu
Tanpa rasa jemu, tanpa ada akhir

Tersenyumlah
Bukan untuk berpura-pura kuat
Namun untuk sugesti diri bahwa semua kelak akan baik-baik saja
Ketika dia menemukan yang dia mau, dan kamu menemukan yang kamu butuhkan

Mari berhenti berkata "dulu"
Angkatlah kepalamu
Kamu manusia kuat, aku tahu itu