Sekilas bayang wajahmu muncul lagi hari ini
Menyambut kenangan jalanan tua yang sepi di malam hari
Dibalut angin kencang yang menggigilkan hati
Kemudian mobilku terhenti di sisi jalan ini
Senyumku menutupi luka yang ada dan bertanya-tanya
Ingatkah kau saat kita melewati jalan ini berdua?
Tertawa bersama
Bercerita
Dua hari yang penuh canda tawa bagi kita
Ingatkah kau saat mengajakku ke sudut kota itu?
Waktu itu kau ajak aku menyantap hidangan kesukaanmu
Kamu bilang, ini langgananmu semasa SMA dulu
Dan kini kamu bilang, ini kenanganmu selulus kuliah dulu
Kamu pasti ingat waktu kita makan bersama
Kamu bilang tanggal lahirku sama dengan Ibumu
Lalu aku tertawa dan berfikir semu,
"Kok bisa?"
Dan ketika kita ke sebuah cafe bersama mereka
Di saat itu kamu tidak bermaksud mengucap namaku
Sampai tiba-tiba ketika kamu cerita, tak sengaja mengeja namaku
Semua orang tertawa dan pipimu memerah
Kalau saat kita makan steak?
Kamu bilang aku sombong
Padahal aku tidak
Aku hanya ingin melihat kamu berjuang
Bagaimana saat mengantarku?
Puluhan kilometer kau tempuh bersamaku
Dengan malu malu aku jawab mau
Dan kita sama-sama berharap bisa menghentikan waktu
Lalu tentang jaket dinginmu
Terpasang sempurna di tubuhku dari kepala hingga pahaku
Aku ingat betul bagaimana dirimu memakaikannya padaku
Dan bagaimana dadaku terserang detakan-detakan tajam di saat itu
Ku dengar dirimu sudah menemukan rutinitas baru
Selamat, jangan mengeluh!
Ingatlah betapa kamu berharap untuk itu
Sejak dulu
Bagaimana masa depanmu
Aku pun tak tau
Tapi melihat kebahagiaanmu yang tak kunjung jemu
Aku pun memantapkan langkah mundurku
Semoga kamu bahagia dalam pelukannya
Jika memang kita tak ditakdirkan bersama
Tak apa
Selama kamu bahagia aku pun juga merasa
Menyambut kenangan jalanan tua yang sepi di malam hari
Dibalut angin kencang yang menggigilkan hati
Kemudian mobilku terhenti di sisi jalan ini
Senyumku menutupi luka yang ada dan bertanya-tanya
Ingatkah kau saat kita melewati jalan ini berdua?
Tertawa bersama
Bercerita
Dua hari yang penuh canda tawa bagi kita
Ingatkah kau saat mengajakku ke sudut kota itu?
Waktu itu kau ajak aku menyantap hidangan kesukaanmu
Kamu bilang, ini langgananmu semasa SMA dulu
Dan kini kamu bilang, ini kenanganmu selulus kuliah dulu
Kamu pasti ingat waktu kita makan bersama
Kamu bilang tanggal lahirku sama dengan Ibumu
Lalu aku tertawa dan berfikir semu,
"Kok bisa?"
Dan ketika kita ke sebuah cafe bersama mereka
Di saat itu kamu tidak bermaksud mengucap namaku
Sampai tiba-tiba ketika kamu cerita, tak sengaja mengeja namaku
Semua orang tertawa dan pipimu memerah
Kalau saat kita makan steak?
Kamu bilang aku sombong
Padahal aku tidak
Aku hanya ingin melihat kamu berjuang
Bagaimana saat mengantarku?
Puluhan kilometer kau tempuh bersamaku
Dengan malu malu aku jawab mau
Dan kita sama-sama berharap bisa menghentikan waktu
Lalu tentang jaket dinginmu
Terpasang sempurna di tubuhku dari kepala hingga pahaku
Aku ingat betul bagaimana dirimu memakaikannya padaku
Dan bagaimana dadaku terserang detakan-detakan tajam di saat itu
Ku dengar dirimu sudah menemukan rutinitas baru
Selamat, jangan mengeluh!
Ingatlah betapa kamu berharap untuk itu
Sejak dulu
Bagaimana masa depanmu
Aku pun tak tau
Tapi melihat kebahagiaanmu yang tak kunjung jemu
Aku pun memantapkan langkah mundurku
Semoga kamu bahagia dalam pelukannya
Jika memang kita tak ditakdirkan bersama
Tak apa
Selama kamu bahagia aku pun juga merasa
posted from Bloggeroid