Jam berapa kamu biasa terbangun di pagi hari?
Jika siklus tidur saya normal, di hari kerja saya biasa terbangun sekitar pukul lima sampai enam pagi di hari kerja. Kemudian saya akan menuang susu, mengiris buah, dan menumpuk roti (jika ada) dengan keju dan susu kental manis untuk sarapan. Setelah itu saya akan mandi dan bersiap-siap untuk berangkat ke tempat saya belajar. Saya akan menghabiskan waktu sepanjang hari di sana jika kegiatan memang penuh. Jika kegiatan tidak penuh, saya dapat mencuri-curi waktu untuk beristirahat di kamar kos saya hingga ada jadwal kegiatan lagi. Kemudian saya akan makan siang, lalu menunggu jadwal pulang dan kembali ke kamar untuk beristirahat. Jika ada jadwal jaga maka saya akan menghabiskan waktu sepanjang malam di tempat saya belajar hingga keesokan paginya. Bila tidak sedang malas, sebelum tidur saya akan membaca materi yang harus saya pahami, belajar bahasa asing gratis melalui website, atau menghibur diri dengan menonton film dan video di internet.
Di hari libur saya akan bangun lebih siang dan menghabiskan kegiatan di kamar jika tidak ada janji atau kegiatan di hari itu, karena saya memang lebih suka menikmati waktu di kamar sambil bermalas-malasan. Jika memang perlu maka saya akan belanja ke pasar terdekat untuk mempersiapkan bahan makanan selama seminggu ke depan, lalu dilanjut dengan memasak makan siang hingga makan malam. Bagi saya hari libur ini harus dinikmati dan cara saya menikmati adalah dengan bermalas-malasan di kamar.
Setiap orang pasti memiliki pola hidup dan jadwal yang berbeda-beda setiap harinya. Mungkin orang hebat dengan berbagai gelar tidak bisa menuliskan jadwal 'saklek' seperti yang saya tuturkan di atas karena jadwal yang cenderung tidak menentu setiap harinya, mulai dari simposium hingga rapat. Lain lagi mahasiswa yang harus mengikuti jadwal kelas dari mata kuliah yang mereka ambil.
Ternyata benar kata Einstein bahwa waktu bersifat relatif. Postulat ini tidak hanya dapat digunakan untuk soal roket yang terbang dengan kecepatan 0,8c dan 0,6c di Fisika SMA. Postulat ini juga dapat kita gunakan untuk kehidupan sehari-hari.
Di saat saya sudah mulai tertidur sekitar pukul 11 malam, di luar sana masih ada penjaja nasi goreng, martabak, dan gorengan yang masih menunggu pembeli untuk menghabiskan dagangannya di hari itu. Sementara itu, pedagang bubur ayam mungkin sudah mengambil jatah tidur hariannya di sore hari karena harus mulai memasak berasnya untuk menjadi bubur di saat para pelanggannya masih terlelap. Pedagang sayuran pun sibuk menjaga dan memindahkan sayuran yang baru datang untuk dijajakan kepada pembeli.
Pagi harinya, penjual masakan padang dan warteg akan berbelanja di pasar dan langsung memasak dagangan mereka. Begitu pun penjual es cendol, es cincau, dan minuman dingin lainnya. Agar saat terik matahari mencapai puncaknya dan konsumen mencari minuman segar, krincing bunyi dagangannya bisa melewati rumah konsumen atau tempat dia biasa memangkalkan gerobaknya tepat waktu.
Kemudian siang hingga sore hari pedagang nasi goreng sibuk memasak nasi dan mempersiapkan isi gerobaknya. Mengecek ulang apakah gas masih ada atau sudah habis. Menyiapkan kerupuk dan memasukkan kerupuk ke dalam plastik untuk pelanggan yang membawa pulang dagangannya.
Waktu bersifat relatif karena berbeda-beda bagi setiap orang. Perbedaan ini mulai dari bagaimana siklus kehidupan setiap orang, hingga cara setiap dari mereka memaknai dan menghargai waktu. Waktu juga bisa menentukan apa yang akan terjadi di masa mendatang. Karena apapun yang saya lakukan di masa sekarang akan mempengaruhi kejadian di masa depan, jadi saya harus menggunakan waktu saya seefektif mungkin untuk mengerjakan hal-hal yang bermanfaat dan tidak akan membuat saya menyesal di masa depan.
Namun sebelum memikirkan dan membuat rencana ke depannya, saya akan menarik nafas terlebih dahulu, beristirahat sambil merenung sejenak, serta bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena saya bisa mendapatkan kehidupan dengan siklus harian yang sangat saya nikmati. Setelah itu, barulah saya akan mengambil tindakan agar saya tidak menyesal telah membuang waktu dengan sia-sia dan percuma di masa depan.